nih ada cerpen buat kalian. simak yaa ;)
Sabtu, 25 Mei 2013
The Power Of Luviana
nih ada cerpen buat kalian. simak yaa ;)
The Power
Of Luviana
Tik… Tok… Tik… Tok… argh sial suatu hari saat akan kutemukan
jam tanpa suara. Aku bergumam sendiri sambil menatap jam dinding dikamarku. Jam
yang selalu menemaniku setiap saat.
Selalu mengalunkan nada indah. Tidak itu tidak indah,itu mengganggu. Terbentuk
sudut 90 derajat. Jarum yang pendek itu menunjuk ke arah 9. Yaa mungkin kalian tau dimana
letak jarum yang panjang. Tunggu!!! Ini bukan saatnya mengerjakan soal
matematika kan? Sudahlah lupakan
Ah enyahlah dunia nyata ini! Aku masih ingin berlama-lama
didepan layar notebook ku. Bermain dengan dunia maya. Indahnya dunia saat kau
sedang merasakan rasanya hidup di dunia maya. Sepasang mata ini langsung
tertuju pada salah satu tweet yang muncul di depan layar ini. Waah mata ini
pandai sekali memainkan bola mata nya.
“NYESEL BANGET GUA”
tertulis oleh Luviana Noviardita. Aneh sekali,yang kutau perempuan ini
kan tomboy. Okee penyesalan tak memandang status. Otak ini mulai
berputar,memaksa saraf ini untuk merenggangkan semaksimal mungkin. Mencoba mengingat
apa yang pernah terjadi. Saat otak ini sudah menunjukan jalan yang tepat untuk
mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, terasa seperti lampu yang memiliki
daya ribuan watt terpasang dengan tegangan ribuan volt. Sangat terang
benderang.
********
Kriiiiiiing……… akhirnya do’aku terdengar juga,bel usang yang
berada di depan kelas ini akhirnya berbunyi. Seraya berteriak untuk menyuruh
kami makan. Tanpa pikir panjang kutarik saja tangan Hirra tanpa berkata apapun.
Ya mungkin dia tau apa maksud dari tarikan tangan ku ini. Kantin aku datang.
“hir siapa
itu namanya?” sambil menunjuk kearah adik kelas yang sedang berjalan
“mana? Itu?
Cindy itu mah”
Anggukan kepala. Ya itu saja yang aku lakukan saat hira
menjawab pertanyaan yang melesat melalui mulut ku ini. Karna saat ini aku
merasakan aura yang aneh dalam raut wajah adik kelas itu. Raut wajahnya
menampakan ketakutan. Seperti sedang…. Menjauhi sesuatu. Dan saat itu juga
sebuah tangan meraba pundak ku yang dibalut dengan seragam putih.
“Aaaaaaaaa” itulah reflek ku saat mengetahui ada tangan yang
menjulur melalui pundakku. “lah kenapa?” Itu,itu buka suara Hira. Itu
suaraaa….. “eh luvi” yaa hirra yang mengetahui kalau itu Luviana. Teman
seangkatan ku. Hampir saja aku pingsan mengalami ini semua. Ternyata tangan tadi
itu tangan hirra yang mengajak ku untuk kembali ke kelas. Kutarik napas
panjang, lalu ku hembuskan. Lega rasanya. Kukira aku sedang di terror oleh
hantu kantin. Eiit itu sudah terlalu jauh untuk mengkhayal.
“eh vi,gua balik duluan ya sama Hirra?” sapa ku seakan
membuka percakapan sekaligus menutup nya. “okeee” jawab Luvi santai
********
“din balik
gak?” suara maya. Hahaha telingaku ini bisa menebak suara siapa itu.
“engga
may,ada les” jawab ku seakan menyuruh maya untuk meninggalkan ku.
Tunggu. Hari apa ini? Oh iya Selasa. Selasa selasa,jadwalku…
Matematika. Sambil terus berjalan menuju kelas Matematik,aku sedikit melamun. Entah
apa yang sedang aku lamunkan ini.
Sesampai di kelas terlihat luvi yang sedang mambawa baskom
kosong. Dia sedang mengejar sesuatu. Di menuju… ah sial buram. Tak ingin
ketinggalan moment ini aku ikuti saja kemana Luvi berlari. Tapi aku ketinggalan. Luvi sudah menutup
kepala perempuan yang menjadi sasarannya dengan baskom yang tadi ia bawa. Dan
Luvi memukul baskom itu beberapa kali.
Hampir saja tawaku ini meledak. Semua ini membawa ku serasa
berada di film fenomenal Tom & Jerry. Sang jerry menutup kepala Tom dengan
panci dan memukulnya beberapa kali. Aduuh aku benar benar tidak tahan menahan
tawa ini.
Tetapi semuanya menjadi hening di dalam kepala ini saat
perempuan itu membuka baskomnya dari kepalanya. Itu Cindy. Perempuan yang
kutemui di Kantin tadi Siang. Dia terlihat sangat marah sekali kepada Luvi.
Tetapi tatapan itu hanya dibalas dengan tawa dari Luvi. Tak mau tersangkut paut
dalam masalah ini aku pun langsung berbalik badan dan masuk ke kelas Matematika
ku.
Saat pulang aku memikirkan kejadian dikantin dan di depan
kelas Matematika. Ooh aku baru mengerti. Jadi raut wajah Cindy yang memasang
muka ketakutan itu karena ada Luvi. Sepertinya ada masalah antara mereka
berdua. Entah lah bukan urusan ku.
********
Dan pada suatu hari. Yaa bisa dibilang ini hari yang sangat
fenomenal. Sesuatu terjadi.
“8C harap memasuki lapangan” sebuah suara yang dilontarkan
melalui microphone oleh sang ketua OSIS. Terlihat diujung sana seorang wanita
sedikit berlari menuju kelas ku ini.
“ada ember gak?” ooh perempuan itu Luvi. “gak ada” hirra
dengan tanggap menjawab pertanyaan itu.
“Ah elah lamaaa…. Pake ini aja deh” Gumam Luvi sambil
menggeret sebuah tong sampah yang menjijikan itu menjauhi kelas ku dan menuju
ruang koridor. Tentu saja Luvi tidak memasukan tong itu kedalam koridor. Hanya orang
bodoh yang akan memasukan tong yang kotor kedalam ruangan. Ia hanya menaruhnya
di depan sambil duduk santai seperti sedang menikmati pemandangan.
Tunggu…. Kenapa tidak terpikir olehku. Pertanyaan yang
harusnya kulemparkan kepada Luvi saat ia menggeret tong Sampah kelas ku. Apa
yang ia lakukan??
Selang beberapa lama saat senam itu dimulai kerusuhan mulai
terjadi di berbagai sudut. Seperti sebuah demo. Demo yang menuntut agar Cindy
menghentikan gerakannya yang yaaa entah lah aku bingung menyebutnya.
Tanpa banyak bicara,sesorang yang telah menunggu waktu yang
pas ini pun langsung bangkit dari tempat duduknya. Ya itu Luviana,dengan menggeret
tong sampahnya.
Drap……. Tong sampah itu mendarat di kepala Cindy. Menutupi hampir
setengah badan Cindy. Iyuuukh,menjijikan sekali. Tempat yang kotor itu masuk ke
kepala. Tak pernah kubayangkan sebelumnya. Tanpa basa-basi Luviana lari
meninggalkan TKP tersebut.
Tepuk tangan dari seluruh kelas ini memenuhi seluruh SMP ini.
Wohooo….. point untuk Luviana. Seorang wanita dengan gayanya yang tomboy
memiliki keanehan yang luar biasa. Dia menumpahkan emosinya didepan orang
banyak. Tanpa menggunakan kata-kata.
“Luviana Noviardita” seketika juga seluruh kelas hening. Seorang
guru memanggil Luvi dengan microphone. Ya karena tidak mau dianggap
pengecut,Luvi berjalan menuju ruang BP.
Menurut mu apa yang didapat Luviana saat menyusuri kelas
menuju ruang BP? Kalau jawaban mu adalah cacian,kalian salah besar. Luviana
mendapat tepuk tangan meriah di setiap
langkahnya. Mendapat pujian dari orang orang yang dilewatinya. Great one point
again for Luvi.
Sepertinya aneh ya kalau orang yang membuat tindakan yang
sebenarnya memalukan orang lain malah mendapat pujian. Tapi itulah anak muda
jaman sekarang. Semua sudah dibalik.
Dan pada saat inilah baru aku mengerti. Jadi ini semua
sebenarnya bukan hanya urusan pribadi antara Luviana dan Cindy saja. Tapi ini
semua ada sangkut pautnya dengan orang banyak. Ini urusan angkatan 15 karna
gerakan hot dari Cindy.
Tapi tentu saja aku tidak mengerti. Toh aku juga tidak
mengerti dari awal. Tapi itulah detektif selalu berhasi memecahkan walaupun
tidak dari awal menyimaknya ;)
********
Kriiiiiiing……. Dan saat itu juga aku terbangun dari tidurku. Hei
dari tadi aku ini tertidur atau melamun? Lampu ku tidak padam. Ooh notebook ku
pun mati karna batrai nya habiss. Aaah akuuu tertidur.
*TAMAT*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar