haaai kawan. maap nih yaa telat ngeposnya u,u *lebaynya kambuh
liat deh liat judulnya ajah udah unyuuu badai. *nyambung gak tuh hahaha
baca judulnya ajah kalian udah luluh? wuaaah emang hebat berarti aku ya? *ngarep neng? hehehe
Lanjut ajaah deh yuuuk capcus ciiiin
Tak Semuanya
Indah
Suara sobekan kertas terdengar di ruangan ini.
Perlahan-lahan kusobek kertas ditanganku ini. Kertas ini adalah sebuah amplop
yang sangat berharga. Sebuah amplop yang berisi hasil kerja ku selama 6 tahun
belajar di tempat kecil nan sempit ini. Ya hari ini adalah hari yang kami semua
tunggu. Aku duduk dikelas 6 SD. Dan hari ini adalah hari pembagian hasil Ujian
nasional ku. Teriakan ku diikuti oleh seluruh teman yang berada di ruangan ini.
Aku lulus. Lulus. Aku akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Lebih baik
lagi dan akan ku ukir prestasi di tempat baru ku. Aku memeluk teman di sekitar
ku dan teman teman ku membalas dengan pelukan yang sangat hangat. Ingin sekali
aku melonjat ke atas langit. Tapi sayang,aku tidak akan bisa.
*******
SMP Puspanegara. Ya itu adalah nama salah satu sekolah
yang aku dambakan. Ingin sekali aku menjadi murid didalamnya. Terdaftar sebagai
siswa yang berprestasi. Tapi apakah aku mampu? Aku memiliki seorang kakak. Aku
biasa memanggilnya Sogi. Ia memang lulusan SMP ini. Ia adalah salah satu faktor
mengapa aku ingin sekali berada disini. Jadi dengan izin dan do'a dari kedua
orang tuaku dan kakak ku aku mencoba dan mendaftar di sini.
Dan hari ini adalah hari dimana aku akan mengerjakan
soal-soal yang akan menentukanku apakah aku pantas berada disini atau tidak.
“jangan panik kalau ngerjain soal. Nanti
malah tambah gak bisa” singkat ibu.
Aku hanya bisa terdiam dan membayangkan betapa
sulitnya nanti aku duduk disana tanpa ada seorang pun yang kukenal. Aku yang
memakai seragam putih dan rok merah di bawah lutut. Duduk diam dan menunggu seorang
guru yang akan membimbingku. Jantungku mulai berdetak dengan kencang lagi. Aku
mencoba untuk membuat organ tubuh ini bekerja seperti biasanya. Bel mulai
berbunyi,seorang guru pembimbing pun masuk kelas dengan memberi senyuman nya
yang menawan. Seorang guru perempuan yang berpostur tegap dan, yaa bisa
dibilang guru ini sangat muda.
2 hari
kemudian. Sebuah pengumuman terpampang jelas di depan sekolah ini. Ya,Allah
tubuh ku hampir lunglai melihat pengumuman ini. Tertulis jelas namaku disana.
Terdaftar dalam murid yang diterima di SMP ini. Terimakasih ya Allah. Aku akan
melanjutkan sekolah ku di dalam SMP ini.
********
Senin pagi menyambutku. Jam alarm berbunyi beberapa
kali. Aku tidak ingin hari pertama ku di sekolah baru berantakan hanya karna
telat. Selesai berpakain rapih,aku menuju sebuah cermin yang tergantung di
kamar. Aku tampak lucu menggunakan seragam putih dengan dihias tulisan OSIS
berwarna kuning di sebelah kiri depan. Dengan rok putih panjang menutup seluruh
kaki ku. Aku sudah SMP. Upacara ku ini memang sedikit berbeda dengan yang dulu.
Aku berdiri di depan dengan topi dan melekat di kepalaku. Dan inilah yang aku
tunggu. Pembagian kelas dimulai. Aku akan ditempatkan di kelas mana ya?
Satu per satu
anak dipanggil. Dan ternyata aku masuk ke dalam kelas 7-3. aku sedikit lugu
dengan teman ku yang baru kukenal semua. Semua tampak begitu aneh di mata ku.
Tetapi lambat laun aku yakin,aku akan bisa beradaptasi dengan mereka. Sang wali
kelas pun datang dan memberitahu hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh
dilakukan,dan jadwal pelajaran. Beliau juga memberikan sebuah kertas yang baru
kusadari itu adalah sebuah formulir. Formulir untuk mendaftar eskul yang akan
kita ikuti. Banyak eskul yang di adakan di sekolah ini. Ada eskul yang wajib
dan eskul tidak wajib. Eskul wajib dengan percaya diri aku meberi tanda ceklis
di kotak yang disediakan. Dan lain nya adalah basket.
********
Disinilah sebuah ceritaku di mulai. Dari sebuah eskul
yang kupilih,basket.
Jadwal latihan nya adalah hari selasa. Memang biasa saja
pada pertama kali aku mengikutinya. Tetapi pada saat ke dua kali aku
mengikutinya...... aku melihat seorang laki-laki yang manis. Dia berkulit putih
dan lebih tinggi dari diriku. Aku bisa melihat postur tubuhnya dengan jelas karna
dia berdiri tepat di sampingku. Beberapa saat aku melihatnya. Dan baru
kusadari,ada beberapa bekas coretan tipe-x di sekitar pipi dan telinganya
“sa,tuh anak kenapa? kok ada tipe-ex
gitu?” tanyaku kepada esa. Esa adalah teman sekelas dari laki-laki putih tadi.
“ooh itu, dia tadi abis berantem ama
temen nya pake tipe-ex gitu deh.” jelas esa
“bengal dong sa?” tanyaku.
“ya gak bengal juga din. Namanya juga
cowo. Pasti pernah berantem lah.” jawab esa. Aku hanya mengangguk dan terus
memperhatikan laki-laki yang tidak sadar dirinya sedang dibicarakan.
Latihan hari
ini kurasa cukup menguras tenaga. Apalagi aku di bagian tengah yang kerjanya
lebih berat dibanding yang lain. Dengan berani aku memulai percakapan dengan
laki-laki itu untuk memohon bertukar tempat dengan ku
“eh,tukeran tempat dong. Di tengah cape
nih.” pintaku kepadanya. Dia hanya menoleh ke arah ku dan tersenyum. Oh lihat
lah,dia tersenyum. Senyuman yang bisa dibilang manis.
Aku terus
memohon agar bisa berpindah tempat. Dan akhirnya setelah lama bernegoisasi,dia
pun menyerah dan akhirnya menuruti permintaan ku. Tak lupa aku mengucap
terimakasih padanya. Tanpa berkata-kata ia hanya tersenyum (lagi). Dan baru ku sadari,
aku tertarik padanya.
********
Aku bercerita kepada teman ku yang bernama
Ilham,Acus,Iyal,Mia dan Iqbal
“cus,kemaren gua ketemu ama cowok.hahaha”
ucap ku seakan membuka percakapan
“emang sekarang lu gak ketemu ama cowok?
Kitakan juga cowok din.” celetuk ilham. Kami semua tertawa mendengar jawaban
ilham,kecuali aku.
“ih serius. Dia tuh anaknya putih. Kemaren
pake celana olah raga... biru kayanya.” kataku sambil mencoba mengingat.
“oooh itu mah temen kita ya cus? Itu loh
anak 72.” jawab iqbal sambil memukul kecil pundak acus.
“ cieee,suka yaa? Aah gua bilangin ah ke
anak nya” teriak acus. Aku tidak berani berkata apa-apa,karna memang benar apa
yang dibilang acus.
Gosip itu pun langsung tersebar di seluruh kelas 73
dan 72. dan secara otomatis dia sendiri pun langsung mengetahui. Pertama-tama aku bersikap biasa saja,jadi
kalau ada orang yang mengejek aku hanya bisa membalas dengan berkata 'cuman
gosip. Jangan percaya'. Itulah kata yang sering ku ucapkan.
Tetapi entah mengapa,dampak itu pun baru bisa
kurasakan saat 1 bulan setelah kejadian menyebarnya gosip itu. Dia selalu
menjauhi ku. Terasa sekali saat latihan basket yang selalu kuhadiri dan upacara
bendera hari senin.karna kelas ku tidak jauh berbeda dengannya,jadi saat upacara,
samping kiri ku adalah kelasnya. Di mana
aku berada,dia selalu berada di berlawanan tempat dengan ku. Sangat sakit
sekali rasanya dianggap rendah seperti itu.
Suatu kali,saat aku sedikit terlambat menghadiri
latihan basket,aku sedikit kebingungan memilih tempat untuk baris. Jadi aku
langsung masuk ke barisan paling depan. Dan aku baru tersadar kalau dia juga di
depan dan bertepatan di sampingku. Aku pun kaget saat ia berpindah tempat dan
sedikit menghentakkan sepatunya dan langsung pindah kebarisan paling belakang.
Aku sedikit bingung dengan tingkahnya. Tetapi biarlah sudah.
Hal yang sama juga pernah kurasakan saat sedang
upacara bendera. Aku merasa sangat mual,jadi aku ditempatkan di barisan yang
paling belakang. Kata teman yang lain,jikalau aku mau pingsan atau
sakit,langsung bisa minta kepada petugas PMR yang berjaga di belakang untuk
mengantarkan ku ke UKS. Dan langsung kusadari,ada seseorang yang tidak terima
kalau aku berdiri di tempatku ini. Aku pun tahu diri. Jadi aku langsung pergi dengan
sedikit menjauh dan aku melakukan hal yang sama yang ia lakukan. Aku sedikit menghentakkan kakiku.
********
Malam yang sunyi ini pun aku mencoba mengirim pesan
teks kepada Ilham. Aku meminta nomer handphone Mia. Tidak lama kemudian ilham
membalas pesan ku dan berisikan sebuah nomer. Tanpa basa-basi aku mencoba sms
Mia berbekal nomer yang di beri oleh ilham. Memang, saat itu sudah lebih dari
jam 9 malam. Tetapi aku masih asik dengan handphone ku.
Tak lama kemudian ada sebuah balasan. Aku kira SMS itu
dari Mia,ternyata dari Ilham lagi. Dia mengatakan kalau sebenarnya nomer telpon
yang tadi ia kirim bukan nomer Mia,melainkan nomer laki-laki yang kukagumi
sampai sekarang. Oh sial! Aku harap dia tidak akan membalas. Tetapi salah. Hape
ku tiba-tiba berbunyi. Dari diaaa. Aku sedikit takut membalasnya. Seolah dunia
ingin kuputar balikan kembali. Andai saja aku tahu dari awal kalu itu bukan
nomer Mia,aku tidak akan berani mengirim SMS ke dia. Tetapi dengan berani aku
membalas dan mengakuinya. Aku pun menjelaskan mengapa aku bisa mendapat
nomernya. Dan malam kembali sunyi. Tak
ada balasan lagi.
Aku benar benar sangat takut.
Seolah olah ingin sekali aku memendam tubuh ini dalam dalam di alam yang
sangaaat dalam. Kenapa semua terjadi? Semua kekacauan ini akan bertambah parah.
Dia akan mempertebal rasa kebenciannya
padaku. Sekujur tubuhku ini terasa dingin sedingin es,lalu disiram air panas
sampai melepuh. Seakan seluruh keping darah di dalam tubuh ini berhenti
mengalir. Seluruh sel di tubuh ini berhenti bekerja. Apa tidak cukup
penderitaan ini? Dijauhi orang yang ku kagumi. Ku kagumi dari awal jumpa. Tetapi biarlah semua harus kuterima apa
adanya. Dan benar saja keesokan harinya setelah kejadian semalam,dia sangat
menjaga jarak dari diriku. Lebih dari hari kemarin!
********
Aku masih tetap menyimpan
nomer pemberian Ilham. Mungkin sewaktu waktu aku membutuhkannya. Dan memang
benar,setelah ku ketahui tanggal ulang tahunnya yang kurang dari seminggu
itu,aku mempersiapkan mental untuk mengirim pesan teks padanya di hari H.
Waktu pun terus berjalan,
saat tiba hari H,aku memberanikan diri untuk mengirim pesan teks padanya.
Happy Birthday ya. Semoga panjang umur dan
sehat selalu. Itulah kata-kata yang kukirim kepadanya. Tak lama kemudian
hape mungil ku bergetar beberapa kali. Dengan takut aku mencoba membuka dan
ternyata memang dari dia yang hanya mengucapkan sepatah kata. Makasih ya. Aku pun tak berani membalasnya lagi.
********
“Dindaaaaaaaaaaaa piket dulu,jadwal lu nih sekarang” Teriak Rafi sang
seksi kebersihan.
“ iye
boss,ini mau piket. Jangan diomelin ngapa boss” canda ku.
“buru
ah,mau gua kunci nih” dumel Alief. Dia juga seorang seksi kebersihan.
“ cowok kok
bawel sih. Yaudah sini gua ajah yang ngunci pintunya,lu berdua pulang ajah. Kelasnya
kotor banget soalnya. Mau gua sapu dari awal lagi” ucapku.
“ iih baek
banget yak nih bocah. Dah yuk pi,lip balik. Nih kuncinya ya din di meja guru”
ucap Ryan,salah satu teman mereka. Kata-kata Ryan hanya kujawab dengan anggukan
kecil.
Setelah
selesai aku membersihkan kelas ini,aku pun segera mengunci pintu kelas ini.
Tap...Tap...Tap... bunyi sepatu ku yang beradu dengan lantai memecah kesunyian
lorong ini. Tetapi saat langkah ku tiba di depan pintu kelas 72,aku menginjak
sebuah benda. Dan aku tersadar itu adalah topi. Kuambil benda itu,dan kulihat
nama di dalam topi ini.
Dash .....
jantungku seperti tertinju,tertulis jelas nama didalam topi ini. Itu milik dia.
Cowok yang kukagumi. Ingin ku buang,tetapi kasihan. Jadi kusimpan saja topi itu
didalam tas. Saat sampai rumah,aku memberanikan diri mengirim pesan teks yang
isinya memberitahukan kalau topi sedang ada ditangan ku. Dengan bahasa yang
kasar dia marah kepadaku. Dia bertanya mengapa itu bisa terjadi. Aku
menjelaskan kalau aku menemukan di depan kelasnya. Bukan berkata terimakasih
atau apa. Dia malah tidak membalas SMS ku. Biarlah dia yang membutuhkan. Niat
ku kan baik. Aku hanya ingin membantu.
Malam
senin saat aku sedang berkutik dengan buku ku,sebuah SMS masuk. Ku kira dari
teman sekelasku yang bertanya tetang tugas atau apa. Tetapi bukan,dari dia yang
isinya balikin topi gua!!!! Dengan
tanda seru di akhir kalimat,menunjukan kalau dia tidak suka aku menolong nya.
Aku pun menjawab ambil ajah sendiri.
Ditolongin bukannya terimakasih. Tak ada balasan lagi.
Saat
pagi hari,aku terdiam di bangku ku. Melihat kearah jendela luar yang masih
sangat sepi. Sebuah ketukan di kaca beberapa kali memecah kesunyian dikelas
ini. Ketukan itu makin lama semakin kencang. Aku sadar itu adalah dia yang tak
berani masuk ke kelasku. Ingin sekali aku teriak memarahinya. Tapi tak mau cari
masalah aku langsung keluar dan membawa topinya. Dengan kasar dia langsung
mengambil topinya dari tangan ku,membawa topi itu pergi tanpa ada sepatah kata
yang terucap dari mulutnya. Ingin sekali ku dorong dia sampai jatuh tersungkur kelantai. Ingin sekali aku melihatnya jatuh dengan mulut atau hidung yang
berdarah-darah. Ya itu terdengar sangat mengerikan. Jadi dengan cepat aku
memendam keinginanku. Dan hanya bisa melihat raut wajah kebenciannya dari jauh.
Geram sekali rasanya!
********
Makin
hari aku tak mengerti apa yang aku rasakan. Kadang rasa kebencian merasuk
kedalam dada ini,tetapi itu tak akan bertahan lama. Melihat kelakuannya kepada
ku,aku rasa dia benar-benar sangat memebenciku. Tetapi aku juga sering
melihatnya dari kaca jendela yang langsung menghadap kearah kantin. Disanalah
aku sering melihatnya. Aku ingin melupakannya.
Melupakan awal pertemuan ku dengan nya. Tetapi semua terlanjur. Telanjur
untuk di sesali. Aku yakin,hidup ini seperti roda yang berputar. Aku yakin
semuanya akan indah pada waktunya.
Lama
setelah sikapnya yang selalu tidak ramah kepadaku,kian lama kian memudar. Saat
upacara bendera aku berdiri tidak jauh dari tempat nya. Dia tidak berpindah
tempat. Ya walaupun dia masih memasang muka yang tidak ramah. Tetapi itu lebih
baik dari yang lalu.
********
Malam
sangat larut, tadi pagi aku baru saja menerima hasil belajar ku selama 1 tahun
belajar. Jadi aku memutuskan untuk
begadang dan menonton film yang ada. Dengan iseng aku mencoba sms dia dengan
maksud menanyakan nilai yang ia dapatkan. Tak ada balasan. Ya itu memang hal
yang biasa untuk ku. Saat aku ingin
tidur,tiba-tiba hape mungilku berbunyi. Siapa yang sms malam-malam begini ya?
Apa mungkin teman ku yang mengucapkan selamat atas nilai yang kuraih? Tetapi
tidak mungkin selarut ini mereka mengucapkannya.
Dengan sedikit
malas aku mengambilnya dan membukanya. Dag ..Dig..Dug... jantungku mulai tidak
stabil. Dia membalas sms ku,tanpa ada nada yang marah kesal atau nada kebencian
dari kata-katanya. Oh tidak,aku seperti mimpi,melayang ke udara. Tetapi tiba-tiba terhempas jatuh oleh angin puting
beliung yang hitam,saat aku mengingat kalau dia tidak pernah seperti ini. Aku
mencoba berkali kali memastikan kalau itu benar dia. Dan dia selalu menjawab
yang membalas ini adalah benar-benar dirinya.
Saat
libur sekolah, aku mulai dekat dengannya. Aku sudah sering berkomunikasi
dengannya. Ya walaupun hanya sekedar sms. Tetapi itu lebih baik menurutku. Aku
sering tersenyum sendiri jika aku membaca ulang SMS nya. Agak sedikit aneh,oh
bukan sedikit,tetapi sangat aneh, dia yang dulu sangat membenciku,sekarang dia
sudah berubah. Berubah 180 derajat,tetapi tentu saja dengan kurun waktu yang
sangat lama. Cabang Biologi menyebut ini dengan evolusi
Makin
lama,aku meraskan dia benar benar sangat berubah. Bukan hanya 180° tetapi 360°
dari yang dulu.
********
Aku
kini memulai dengan tahun ajaran yang baru. Aku tampak lebih sedikit dewasa
dengan baju baru ku yang membalut di tubuhku. saat pembagian kelas ternyata aku
tidak sekelas dengan dirinya. Aku di kelas 85 dan dia dikelas lain.
Aku
sangat mencintai kelas ini dan seluruh murid yang berada di dalamnya. Kelas ini
kecil,berisik,sumpek,tetapi sangat menginspirasi. Disinilah aku menemukan
semuanya. Persahabatan,persaingan,permusuhan sampai penderitaan yang kami alami
bersama. Disini lah aku bersama 9 teman ku sering berbagi cerita. Tentu saja
aku sering bercerita tentang dirinya kepada mereka. Dirinya yang sudah berubah.
Hari
ku di kelas 8 selalu ceria. Selalu mendapat pengalaman baru yang tidak akan
pernah selesai jika dijabarkan 1 per 1. Tentu saja tidak luput dari dirinya
yang juga mengisi hari ku.
Malam
yang aneh pikirku. Tidak ada tanda tanda sebuah SMS masuk. Kamana dia ya? Ah
mungkin ada halangan. Biarlah,aku ingin istirahat saja. Drrrrtt... tiba-tiba
sebuah sms masuk,ternyata dari dirinya.
Isi SMS yang tidak pernah aku pikir sebelumnya. Ia menggungkapkan isi hatinya
padaku.
Apa
yang sebenarnya terjadi? Rasa yang pernah hilang kini kembali muncul. Apakah
Itu artinya aku bukan memendamnya,melainkan aku menanamkannya dalam-dalam. Dan
kini muncul dengan tiba-tiba. Merekah menjadi bunga yang indah.
********
5 bulan
berlalu,tidak berlalu begitu saja pastinya. Berlalu dengan indah bersama
dirinya. Halangan memang beberapakali aku hadapi. Tetapi aku masih tetap
berlanjut dengannya. Hingga suatu hari..... entah mengapa ia menyudahi hubungan kami. Awalnya memang aku kaget. Tapi
yasudahlah,untuk apa aku memohon kembali?
Aku
tahu,tidak semua cerita indah berakhir indah pula. Aku pikir cerita ku ini
hidup seperti kaktus. Kaktus yang berduri,kecil, dan aneh. Tetapi saat sepucuk
bunga mulai merekah dari kaktus itu,semua orang yang melihat akan terpana. Dan ada
saat nya mereka layu,semua tidak akan indah lagi.
Atau
seperti pelangi yang hanya terbentuk dari bintik-bintik hujan putih yang runtuh
kebumi.
Yang dibiaskan oleh sinar
mentari yang indah. Dan bintik kecil itu menghasilkan sebuah perpaduan warna
yang sangat indah. Membuat semua yang melihat tidak bosan untuk mengadah
kelangit. Tetapi ada saatnya pula pelangi itu akan hilang.
Atau
juga seperti kupu-kupu.
Yang awalnya hanya seekor ulat menjijikan yang hanya
dipandang rendah oleh yang lain. Hanya bisa memakan tumbuh-tumbuhan di sekitar
mereka. Tetapi saat mereka menjadi seekor kupu-kupu yang menawan,semua akan
terheran-heran. Tetapi ada saatnya seekor kupu-kupu akan mati. Sama seperti
ceritaku
Biarlah
semuanya berlalu,biarlah semuanya mengalir seperti air yang selalu mencari tempat
yang lebih rendah. Biarlah kenangan itu pergi seperti burung-burung yang
berkoloni terbang mencari tempat yang lebih hangat dan aman. Biarlah rasa ini
hilang seperti air yang terserap oleh tanah tandus. Mungkin saja semua ini akan
muncul lagi.
*SELESAI*
Weees gimana nih ceritanya
seruu kan pasti? Bisa jadi penulis dong aku? Hahaha. Sekalian dulu ya kawaaaan.
Sampai ketemu di postingan lainnya ;;)
6 komentar:
wah blog ini sangat menarik loh, aku juga mau terdaftar namanya di situ =))
okeeh nanti saya buat ;)
okeeh nanti saya buat ;)
kenapa nama gua acus? yg kerenan dong Galvin:p
acus juga udah kere kok ;)
bikin lagi dong din yang buat sekarang
Posting Komentar